Jumat, 11 Maret 2016

Pandangan Globalisasi Terhadap Budaya

Globalisasi berasal dari kata globe (bola dunia). Dengan demikian dapat diartikan sebagai suatu gejala terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat di seluruh dunia karena adanya kemajuan transportasi dan komunikasi yang dapat memperlancar interaksi antar warga dunia. Oleh karena itu dalam era globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan cepat oleh bangsa atau negara lain.



Sebagai suatu sistem atau tatanan hidup yang menyebabkan seseorang atau negara tidak mungkin mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi, globalisasi memudahkan masuknya unsur asing ke Indonesia. Dengan demikian masyarakat Indonesia tidak mungkin untuk menghindari adanya pengaruh luar yang masuk.
Globalisasi yang berkembang pada saat ini membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Dalam kehidupan ekonomi terjadi pergeseran masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri. Di samping itu juga ilmu pengetahuan, cara berpikir kritis, sistematis, analitis, logika rasional dan menghargai waktu. Unsur budaya asing masuk ke Indonesia dalam aspek teknologi informasi berakibat munculnya perilaku kekerasan dalam masyarakat, berkembangnya gaya hidup free seks dan makin maraknya pornografi dan pornoaksi.Dengan demikian globalisasi memiliki kecenderungan :1. budaya materiil, pada umumnya akan mudah diserap oleh masyarakat penerima.2. budaya yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi, kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat penerima. Dalam kehidupan globalisasi nampak adanya pergeseran nilai dan norma dimana ukuran nilai dan norma menjadi lebih lunak. Globalisasi yang mulai meresap ke dalam masyarakat Indonesia khususnya, memiliki dampak besar bagi budaya bangsa :
1. Goncangan kebudayaan (cultural shock)Goncangan kebudayaan adalah suatu kondisi ketika terjadi goncangan jiwa atau mental seseorang/ kelompok akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur budaya luar yang berbeda jauh dengan unsur budaya sendiri, yang datang secara tiba-tiba. Manusia atau masyarakat akan merasa tertekan, putus asa, bahkan tidak berdaya untuk keluar atau mengikuti perubahan. Jika hal ini berlanjut, maka akan menimbulkan kekacauan dalam masyarakat. Contoh seseorang secara tiba-tiba dikirim ke negara lain tanpa diberitahu sebelumnya, tidak mengetahui budaya masyarakatnya dan harus berangkat dalam waktu singkat. Bagaimana pendapat anda, jika mengalami hal tersebut ?
2. Kesenjangan kebudayaan (cultural lag)Pada masyarakat yang mengalami perubahan, tidak semua unsur masyarakat dan budaya memiliki perubahan yang sama cepat. Biasanya budaya material lebih cepat berkembang dibanding budaya imaterial. Proses ini dapat menimbulkan krisis, ketegangan, konflik, dan sebagainya.
3. Globalisasi memperkaya unsur budaya IndonesiaGlobalisasi yang membawa budaya asing yang baik dan lebih maju akan memperkaya budaya Indonesia (enrichment). Cara berpikir rasional, menghargai waktu, misalnya, dapat mengubah pola pikir masyarakat. Sehingga masyarakat Indonesia dapat menerima kritik dan saran demi kemajuan bangsa.
Adapun jati diri khas yang dimiliki bangsa Indonesia selama ratusan tahun dan membedakan dengan bangsa lain adalah :1. Religius yaitu mengedepankan agama.2. Humanis yaitu jiwa kemanusiaan yang tinggi.3. Naturalis yaitu apa adanya.4. Terbuka yaitu membuka diri pada dunia luar dengan filterisasi.5. Demokratis yaitu musyawarah mufakat dan bebas mengeluarkan pendapat.6. Integrasi dan harmoni.7. Nasionalisme dan patriotisme yaitu cinta tanah air dan bangsa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dibawah ini dapat dikemukakan beberapa tantangan global terhadap jati diri bangsa Indonesia.
1. Melemahnya penghayatan terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsaPancasila sebagai dasar negara, falsafah hidup, pandangan hidup serta bentuk kepribadian bangsa Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap negara berkeinginan untuk memantapkan jati diri dengan merumuskan secara jelas arah dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini Pancasila telah memiliki peran dan kedudukan yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia.
Dalam era globalisasi, terjadi penetrasi/ pengaruh kuat dari berbagai pandangan hidup, terutama dari negara yang lebih maju. Negara maju dalam konteks telah menikmati kemajuan ekonomi, sosial dan teknologi lebih awal. Pengaruh terhadap pandangan hidup yang positif akan diterima sebagai upaya memperkaya jari diri bangsa. Namun demikian, pengaruh asing yang bertentangan dengan nilai luhur dalam Pancasila harus diwaspadai, misal kekerasan dan atheisme.
2. Pemakaian bahasa IndonesiaBangsa Indonesia telah memiliki bahasa persatuan dan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengalami perkembangan sejak lama. Sejalan dengan berkembangnya modernisasi dan globalisasi ternyata ikut mempengaruhi atau mengubah berbagai unsur bahasa Indonesia. Hal ini bisa dalam bentuk kosa kata, gaya bahasa dan struktur pembahasaan yang digunakan. Perkembangan demikian menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia tanpa menghilangkan ciri khas bahasa Indonesia.
3. Berkurangnya legitimasi agama Adanya modernisasi dan globalisasi membawa pengaruh terhadap kehidupan agama. Pengaruh ini nampak dari sekularisasi dalam keberagamaan dan individualisasi dalam hubungan sosial. Bangsa Indonesia yang bersifat religius sangat mengagungkan nilai dan norma sosial dari ajaran agama. Gencarnya modernisasi dan globalisasi telah mempengaruhi pola beragama dan penghayatan terhadap ajaran agama bangsa Indonesia.
4. Dekadensi moral dan kekacauan kemanusiaan Dekadensi moral adalah melemahnya atau terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan kebersamaan di dalam diri manusia. Hal ini nampak dari manusia yang suka merampas hak orang lain dan tidak mempedulikan nasib sesamanya. Individualisme membentuk manusia hanya peduli pada diri sendiri dan kelompoknya dan apatis terhadap lingkungan sekitar.
Kenyataan dalam masyarakat menunjukkan banyaknya orang yang membutuhkan bantuan guna memenuhi kebutuhan pokok. Mereka tidak mampu berusaha karena tidak mampu mengelola sumber daya alam atau terkena bencana alam. Di sisi lain, terbentuk kelompok individu yang memupuk kekayaan pribadi dan menghabiskan dana sedemikian besar untuk mempertahankan kedudukannya. Hal ini merupakan dua kenyataan yang saling bertentangan dan menunjukkan kelemahan dan kekacauan tatanan kemanusiaan dewasa ini.
5. Perubahan pola perilaku dalam pergaulanModernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan masyarakat yang makin kompleks. Makin derasnya arus globalisasi dan modernisasi berakibat kepribadian masyarakat Indonesia mengalami pergeseran. Corak budaya asing yang mementingkan individualisme, formalitas, kontrak kerja resmi dan sebagainya, masuk dan berkembang di Indonesia.


Cara mengantisipasi permasalahan globalisasi

Pada intinya secara umum permasalahan globalisasi memiliki dua sifat, yaitu unsur interrelasi yang sangat kuat dan keterjangkauan berskala global. Unsur interrelasi yang sangat kuat, artinya permasalahan globalisasi itu, sangat berpautan erat antara satu negara dengan negara lain. Meskipun masalah- masalah itu pada mulanya dijumpai hanya di satu atau beberapa negara akan tetapi lambat laun akan terjadi di seluruh negara di berbagai belahan bumi. Apalagi dengan kemajuan teknologi transportasi dan teknologi telekomunikasi dan informasi yang telah menyebabkan interaksi antar manusia baik secara nyata maupun maya semakin meningkat, maka penyebaran permasalahan globalisasi itu akan semakin cepat.
Keterjangkauan berskala global (global coverage), artinya permasalahan globalisasi itu, dapat menyebar ke seluruh dunia, dan memberikan dampak yang juga berskala dunia/global. Harus diakui bahwa kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi berperan besar untuk menyebarkan permasalahan globalisasi itu ke berbagai belahan bumi.
Dengan adanya dua sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa gejala keterhubungan (interconnectedness) antara berbagai masalah globalisasi dengan hubungan antarbangsa telah semakin meningkat, dan hal itu sebenarnya adalah sebuah konsekuensi logis dari globalisasi yang memang pada akhirnya akan membawa manusia untuk menjadi semakin mudah dan semakin sering berinteraksi. Namun di pihak lain, sifat jangkauan global dan dampak masalah globalnya juga harus diwaspadai.
Dalam dunia yang semakin mengglobal, maka berbagai masalah yang diawali pada suatu lokasi di belahan bumi tertentu dapat memberikan dampaknya ke seluruh planet bumi dan bahkan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, maka budaya peradaban di era globalisasi sekarang ini harus diarahkan pada suatu asas komplementasi (complementary thinking) atau pola pikir untuk saling melengkapi.
Asas komplementasi itu pada hakekatnya sejalan dengan kompleksitas permasalahan di era global, yang menunjukkan semakin meningkatnya pertautan antara satu kepentingan dengan kepentingan lain yang, mau tidak mau, telah mendorong umat manusia untuk semakin saling bergantung atau interdependen satu sama lain. Asas komplementasi memiliki 3 fitur penting, yaitu Transparansi, Menyeluruh, Kesesuaian.
Pada dasarnya ada tiga prinsip penting yang harus dijadikan acuan dalam pengembangan asas komplementer, yaitu:
a.Prinsip Keseimbangan (Equality)
Adalah bahwa masing-masing pihak yang terlibat dalam asas komplementer harus bersedia untuk berbagi kepentingan (interest) yang dimilikinya dengan kepentingan pihak lain.
b.Prinsip jangka panjang (eternity)
Adalah bahwa asas komplementer untuk menghadapi tantangan peradaban yang berskala global itu, harus dilaksanakan dengan komitmen untuk terus menindaklanjutinya dalam skala jangka panjang.
c. Prinsip pembelajaran-kolektif (collective learning)
Yang dimaksud dengan pembelajaran kolektif bukanlah memisahkan diri/ menghindari dari pengaruh asing (barat). Akan tetapi Prinsip pembelajaran-kolektif adalah adanya semangat dan mentalitas dari segenap bangsa untuk menjadikan kondisi saling melengkapi itu sebagai sebuah forum pembelajaran.
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
a. Menumbuhkan semangat nasionalisme melalui penanaman dan pengamalan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya, misal semangat mencintai produk dalam negeri
b. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya
c. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar benarnya dan seadil-adilnya
d. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa
e. Menanamkan sejak dini rasa bangga dan penghargaan terhadap segala kebudayaan Indonesia
f. Mendidik anak sedini mungkin dengan kebudayaan Indonesia, sehingga mereka dapat mencintai kebudayaan Indonesia
g. Lebih memperketat lagi penyebaran arus informasi di kalangan generasi muda, seperti acara di TV maupun radio jangan sampai mengandung SARA atau unsur pornografi
h. Lebih menguatkan pendidikan moral dan karakter di sekolah
i. Berusaha meningkatkan kualitas diri SDM Indonesia melalui peningkatan pendidikan, ekonomi, pertahanan keamanan, dan keadilan. Hal ini bertujuan, agar kesadaran masyarakat mengenai perilakunya dan kebudayaannya semakin tampak